Elin's Random Talk - 3 : Panic Disorder, Anxiety, Depression & Suicide

| On
Maret 27, 2019
Hi, maaf bagi yang menunggu postingan ini untuk di publish sejak tahun kemarin karena setiap mau menyelesaikan tulisan tentang ini selalu bikin aku stress dan kesulitan untuk bernapas. I am very traumatized. So this is my last post hopefully terkait Panic Disorder, Anxiety, Depression & Suicide.

Buat yang nonton “Mental Health” aku di Highlight Instastory, pasti kalian udah tau kalo aku mengalami depresi sekitar tahun 2014-2015. Aku nggak tau pastinya kapan semua itu dimulai.

Oke, jadi Panic Disorder pertama kali yang aku alami itu pada awal tahun 2016. 

Aku ingat betul pada bulan Februari 2016, aku menghadiri suatu event, aku nggak ngerasa sakit sama sekali, semuanya berjalan dengan normal dan kemudian aku pergi untuk makan siang yang kemudian panic disorder itu menyerang.

Tiba-tiba aku kesulitan untuk bernapas dan rasanya aku mau mati karena napas semakin pendek, jantung berdebar, badan mulai dingin, gemetar dan pandangan mata udah nggak fokus lagi. 

Aku langsung menuju ke RS terdekat di daerah Senayan dan disana check darah, rekam jantung, diberi oksigen,

Awalnya aku curiga, mungkin aku asma, tapi dokter menyatakan kondisi kesehatanku normal. Ya, mungkin dokter IGD ya…. I don’t know.

Akhirnya aku pindah rumah sakit yang sudah dipercaya oleh keluarga dan rawat inap beberapa hari disana. 1-2 hari pertama, aku tidak bisa tidur tanpa bantuan selang oksigen. Aku juga takut aku ketergantungan dengan selang oksigen. 

Disana juga check darah lagi, test ini dan itu. Sampai ditangani dokter penyakit internal,

But the doctor said, 

I am fine. 
My breathing is fine.
My health is fine.

Beberapa bulan kemudian aku baru menyadari, 
Aku depresi. :)

Benar-benar nggak menyangka di usia yang hanya 20 tahun, aku mengalami depresi. Funny... depresi tidak mengenal usia.

Jadi, suatu masalah, benda atau situasi yang membuat aku stress bisa memicu timbulnya Panic Disorder.


Mungkin kalian ingat foto ini yang aku post di Instagram Februari, 2016. Beberapa orang menanyakan keadaanku saat itu, apa yang terjadi? karena kemarin baik-baik saja, yap…. and I don’t know how to answer that.

_____

Sekitar bulan Oktober 2016, aku mulai berpikiran untuk bunuh diri. I know it’s wrong. 

I’ve been fighting alone for a few years, aku juga cerita ke orang-orang terdekatku, I did… tapi mental health masih dianggap kurang penting. 

Beberapa kali aku jatuh ke titik terendah,
I just need a reassurance but I still forced to have fun ????

It’s really painful for me to remember even talk about this.

Aku sadar, orang-orang hanya peduli ketika kamu sudah tidak ada di dunia ini, menangis seolah mereka benar-benar sayang kepadamu dan mulai menyesal mereka tidak mendengarmu saat itu. 

But th4t’s Pr3tty mUcH it eh? 
Kemudian mereka akan melupakanmu.

Jadi daripada aku bunuh diri, aku bertekad untuk melawan dan berbagi dengan orang lain tentang Mental Health sehingga tidak ada yang menyesal di kemudian hari. Hingga orang-orang banyak yang menyadari bahwa Mental Health is as important as Physical Health.

_____

Tahun 2017, aku memprioritaskan kebahagiaan diri sendiri, aku sama sekali tidak ragu atau berpikir 2x untuk meninggalkan hal-hal yang membuat aku stress. And IT WORKS like magic! 

Apakah sudah tidak pernah mengalami Panic Disorder lagi? Masih, karena itu adalah titik terendah di hidupku, jadi kapanpun aku merasa sedih, panic disorder mulai muncul tapi tidak separah tahun 2016. 

Bagaimana untuk mengatasi Panic Disorder?

1. Berusaha untuk tetap bernapas.
2. Tutup mata dan berusaha menemukan kedamaian dalam diri.
3. Bayangkan apapun yang membuatmu bahagia.
4. Berusaha untuk tetap fokus dan tenang.
5. Pergi dari tempat yang membuat kamu tidak nyaman.

Tips terbaikku, beri tahu keluarga, sahabat, pasangan, kalo kamu memiliki panic disorder, sehingga ketika itu terjadi lagi, mereka akan menjagamu.

Nggak perlu berusaha mengajak ngobrol, cukup ada untuk menemani hingga kamu tenang.

Selanjutnya, mulai mencari tahu apa ketakutan yang kamu hadapi? Apakah itu di masa lalu, masa sekarang atau yang akan datang? 

Apakah itu pekerjaan? keluarga? pasangan? just try to find it.

____

Kalo kamu tau ada orang lain di sekitarmu yang mengalami depresi, bantu mereka untuk mencari bantuan, therapy, konseling dan berusaha untuk menenangkannya, butuh 0 rupiah untuk menjadi manusia yang baik.

In the end, aku cukup bangga bisa melewati ini semua ;) dan aku tidak akan membiarkan depression, anxiety, panic disorder mengambil alih kehidupanku. Better know it and take the control back! :) Fighting!
5 komentar on "Elin's Random Talk - 3 : Panic Disorder, Anxiety, Depression & Suicide"
  1. Aku (26) dan mamahku (51) juga punya panic disorder kak. Kalau aku pemicunya kadang karena sakit kepala yang parah (efek asam lambung tinggi), kaget, dan sedih. Kalau mamahku lebih ke kaget dan sedih. Awalnya tuh kaya ada rasa kesemutan di tangan, lalu menjalar ke pipi, akhirnya menjalar ke kaki. Tangan, pipi, gigi, dan kaki kaku seketika (orang yang ngga paham pasti ngiranya kerasukan atau gejala epilepsi). Nafas pun sulit apalagi bicara, kaya ditekan dadanya. Udah 2x ke dokter syaraf, dan dokter cuma diagnosa "ini hanya tegang urat saja".

    Akhirnya aku googling sendiri dan baru tahu 6 bulan belakangan kalau penyakit ini namanya panic disorder. Yang bisa sembuhin hanya diri sendiri, mungkin bisa dibantu orang lain. Tapi kalau kita tenang, dan berusaha bernafas pasti perlahan hilang. Walau bernafas pun kalau sudah masuk tahap kaku akan sulit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya! Aku juga sempat check asam lambung, tapi semuanya normal. Sedih ya :( Semoga nggak pernah kambuh lagi ya kamu dan juga mama! :k

      Hapus
    2. Iya kak, oh iya aku juga sama kaya kakak sebelum panic tuh debar jantung ngga karuan, itu yang bikin nafas jadi pendek. Semoga kakak juga bisa lebih baik lagi yaa mental health-nya. Semangat kak, selalu ingat banyak yang sayang kak Elin, aku salah satunya 💕

      Hapus
  2. Semangat yah Elin, mungkin aku masih di tahap yang tidak seburuk Elin. Beban yang kamu jalani membuatmu tertekan. Tetapi kamu berusaha menyelesaikan itu sendiri. Cobalah cerita ke orang orang terdekat mu. Aku mungkin baru di tahap tidak bisa tidur karena depresi dan berpikir berlebihan. Mental Health belum dianggap penting di Indonesia. Pemerintah harus lebih mengenal itu, mungkin karena negara kita masih berkembang ������

    BalasHapus
  3. Ya ampun kak, saya baru tau ttg panic disorder deh semoga kita semua sehat selalu ya! Kak saran utk moderasi komentar biar semua org bisa komen cz g+ mau tutup kak

    BalasHapus

Hello! A warm greetings from Elin ♥
Please wait and write your comment in the box and..

I read every comment I get from you :)

P.S. Click ‘Notify Me’ Button so you will get notification once your comment I have replied.

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Post Signature